Bab
I
PEDAHULUAN
Sebuah
organisasi pasti memiliki struktur atau urutan tahta yang mendeskripsikan
siapa–siapa saja yang terlibat serta apa tanggung jawab yang dilakukan
berdasarkan tahta atau jabatan tersebut. Tanggung jawab tersebut tidak lupa
dari jenis atau tipe organisasi yang dikembangkan. Karena, jelas berbeda peran
dalam suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Dalam pengerjaannya hal ini
tidak terlepas dari suatu masalah atau konflik. Atau bahkan bukan sekedar suatu
konflik namun beberapa konflik.
Pada
sepasang manusai saja bisa terjadi konflik, apalagi organisasi. Organisasi itu
sendiri adalah sekumpulan manusai yang lebih dari dua orang, sehingga tidak
mungkin tidak terjadi perbedaan pendapat atau pemikiran. Dan disini akan
membahas mulai dari tipe, bentuk, struktur (skema) dan konflik apa saja yang
ada dalam sebuah organisasi.
Bab
II
PEMBAHASAN
A. Tipe Organisasi
Tipe organisasi dibedakan menjadi
dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut
tergantung pada tingkat atau derajat. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah
organisasi formal maupun informal yang sempurna.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu
struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan
otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada
juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya
terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama
dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka
mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah
perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J
Winardi, 2003:9).
2. Organisasi Informal
Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi
informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi
informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya
dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi
juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
a. Organisasi Primer, organisasi
semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional
anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada
kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini
adalah keluarga-keluarga tertentu.
b. Organisasi Sekunder, organisasi
sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual.
Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi
mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun
imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak
kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju
mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
3. Tipe Organisasi Berdasarkan Sasaran
Pokok Mereka
Organisasi yang didirikan tentu
memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu
organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria
organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J
Winardi adalah:
a. Organisasi berorientasi pada
pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan
pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu
siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
b. Organisasi yang berorientasi pada aspek
ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan
jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
c. Organisasi yang berorientasi pada
aspek religius (religious organizations)
d. Organisasi-organisasi perlindungan (protective
organizations)
e. Organisasi-organisasi pemerintah
(government organizations)
f. Organisasi-organisasi sosial (social
organizations)
B. Bentuk Organisasi
1. Organisasi Politik
Organisasi politik
adalah organisasi
atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam
proses politik
dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa
tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi
seperti kelompok
advokasi yang melobi
perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif
kebijakan, partai politik
yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok
teroris yang menggunakan
kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas,
suatu organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem
politik jika memiliki
sistem pemerintahan yang lengkap.
Organisasi politik merupakan bagian dari
suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan
yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk
diikuti.
2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial
adalah perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
3. Organisasi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa
adalah organisasi
yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan
lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk
organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan
mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia,
seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi
mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa
Indonesia.
4. Organisasi Olahraga
Organisasi olahraga adalah organisasi yang
berisikan berbagai macam cabang olahraga.
5. Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah adalah organisasi yang
dibentuk atas inisiatif siswa maupun guru disuatu sekolah , seperti OSIS ,
koperasi sekolah,dll.
6. Organisasi Negara
Organisasi negara adalah struktur
goverment pemerintahan di suatu negara yang menentukan jalanya
pemerintahan dengan lancar.
C. Struktur Organisasi
Struktur / Skema Organisasi adalah
susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi
dalam suatu organisasi, komponen-komponen dalam tiap organisasi memiliki
ketergantungan. Sehingga jika suatu komponen baik. Maka akan berpengaruh pada
komponen lainnya dan organisasi tersebut. Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi
yaitu :
1. Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi
pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas
ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
3. Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
4. Bentuk Setengah Lingkaran
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
5. Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah bidang elips.
6. Bentuk Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran wewenang
dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam
susunan berbentuk pyramid terbalik.
D. Skema
Organisasi
E. Konflik
Organisasi
Seperti yang sudah di bahas sedikit
pada pendahuluan, bahwa sebuah organisai pasti memiliki masalah atau konflik
yang complicated. Bagaimana tidak? Karena sekumpulan manusia yang berada di
dalam organisasi pasti memiliki pemikiran, ide, pendapat dan sifat yang satu
sama lain berbeda. Munculnya konflik dalam
organisasi tidak selalui bersifat negatif. Konflik bisa dijadikan alasan untuk
mengadakan perubahan dalam keorganisasian.
1. Tingkat-tingkat Konflik
a. Konflik intra perorangan
Konflik
ini muncul dlm diri seorang individu dgn pemikirannya sendiri (individu mengalami semacam tekanan-tekanan
dlm dirinya sendiri secara emosional).
b. Konflik antar perorangan
Terjadi antara satu
individu dengan individu lain atau lebih, biasanya disebabkan oleh adanya
perbedaan sifat & perilaku setiap orang dlm organisasi.
c. Konflik antar kelompok
Terjadi
apabila diantara unit-unit kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit
dari kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut-larut akan membuat
koordinasi & integrasi kegiatan menjadi terkendala/mengalami kesulitan.
d. Konflik antar keorganisasian
Konflik
bisa juga terjadi antara organisasi yg satu dengan yg lain, karena adanya
ketidakcocokan suatu badan terhadap
kinerja suatu organisasi.
2. Sebab-sebab Konflik
a. Persaingan terhadap sumber-sumber
daya yg langka
Setiap
devisi dlm organisasi akan berlomba untuk mendapat bagian dari alokasi sumber
daya yg ada. Masing-masing menginginkan alokasi sumber daya yg banyak agar dpt
mempercepat pertumbuhan, kemajuan, dan pengembangan dalam divisi. Karena adanya
persaingan tsb akan memicu timbulnya konflik.
b. Ketergantungan tugas (interdependence)
Dalam
organisasi dapat dipastikan ada ketergantungan antara dua individu atau kelompok untuk mencapai
kesuksesan dalam tugas-tugasnya. Apabila antara dua pihak itu ada perbedaan
prioritas, kemungkinan muncul konflik akan semakin besar. Semakin perbedaan
dipertahankan, kemungkinan konflik juga akan lebih besar bahlan lebih lama.
c. Kekaburan batas-batas bidang kerja
Bidang
kerja dlm organisasi yg tidak jelas akan
memunculkan konflik, dan menciptakan suatu kondisi dimana ada seseorang yg
mendominasi dlm bidangnya.
d. Kriteria kinerja yg tidak sesuai
Konflik
semacam ini disebabkan adanya imbalan atas kemajuan suatu divisi oleh
perusahaan, konflik bisa muncul apabila kegiatan monitoring dan evaluasi thd
sub-sub unit yg berbeda.
e. Perbedaan-perbedaan Tujuan &
Prioritas
Konflik juga bisa
disebabkan oleh adanya usaha masing-masing sub unit untuk mencapai tujuannya.
Hal ini bisa tumbuh menjadi konflik bila ada ketidaksesuaian antar tujuan
masing-masing, bahkan usaha pencapaian tujuan suatu sub unit dapat menghalangi
sub unit lain dlm mencapai tujuannya.
3. Situasi-Saituasi Konflik Dalam
Organisasi
a. Tipe-tipe situasi konflik
·
KONFLIK
VERTIKAL, konflik terjadi antara atasan & bawahan
·
KONFLIK
HORIZONTAL, terjadi antara sesama karyawan atau kelompok yg berada pd hierarkhi
yg sama
·
KONFLIK
GARIS STAFF, bila konflik terjadi antara staf pada bidang tertentu.
·
KONFLIK PERANAN, terjadi bila komunikasi antar anggota tidak kompetibel bagi pemegang
peranan.
b. Fase-fase konflik
· FASE
KLASIK, konflik bisa muncul tapi bersifat sementara & hrs diselesaikan
fihak manajemen.
·
FASE
HUB. ANTAR MANUSIA, konflik itu ada tapi bisa dihindari & perlu di atasi
·
FASE
KONTEMPORER, konflik adl hal yg tak dpt
dihindari dari kehidupan organisasi. Konflik
mrp kenyataan hidup yg hrs dipahami & bukan ditentang.
4. Metode-metode Penyelesaian Konflik
a. DOMINASI & PENEKANAN
b. KOMPROMI
c. PEMECAHAN MASALAH INTEGRATIF
Bab III
KESIMPULAN
Butuh kerja sama agar terciptanya
tujuan bersama yang dapat dinikmati oleh semua anggota. Ketika dalam perekrutan
anggota, setiap anggota harus mengetahui terlebih dahulu tipe organisasi apa
yang akan dikerjakan. Memahami betul struktur keorganisasian agar tidak terjadi
kesalah pahaman dalam suatu jabatan. kemudian terkait dengan konflik, konflik
merupakan hal yang tidak bisa
dihindari dalam sebuah organisasi, disebabkan oleh banyak faktor yang
pada intinya karena organisasi terbentuk
dari banyak individu & kelompok yang memiliki sifat & tujuan yang
berbeda satu sama lain.
Bab IV
Daftar Pustaka
¤ J. Winardi. 2003. Teori
Organisasi & Pengorganisasian. Rajawali Press
¤ Hammer & Organ. 1987. Organizational
Behavior. Bussiness Publication Inc.
¤ Kenneth Wexley & Gary Yuki.
2005. Perilaku Organisasi & Psikologi Personalia. Rineka Cipta
¤ herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2011/03/konflik-organisasi.ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar