A.
Pengertian Diksi
Dalam arti kata aslinya yaitu merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakteristik. Keterbatasan
kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat membuat
seseoranmg tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang
lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa
kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang
hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang
harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah
satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.
Tiga kesimpulan utama yang dikemukakan
oleh Keraf, yaitu ;
1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang
dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan
kata-kata yang tepat.
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan
bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Diksi terdiri dai delapan elemen, antara
lain :
-
Fonem, perbedaan makna dalam
bentuk bunyi.
-
Silabel, suku kata yang
disusun dari satu fonem.
-
Konjungsi
-
Hubungan, interaksi yang
saling berkaitan
-
Kata Benda, menyatakan nama
sesorang, benda atau benda.
-
Kata Kerja, menyatakan
tindakan, keberadaan, pengalaman & dinamis lainnya.
-
Infleksi
-
Uterans
Syarat ketepatan kata :
·
Membedakan
makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
· Membedakan
makna kata yang hampir bersinonim dengan cermat. Misalnya, ialah, yaitu,
merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
·
Membedakan makna kata yang
mirip ejaannya. Misalnya, infrensi dan interefrensi.
·
Tidak menafsirkan makna kata
secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
·
Menggunakan imbuhan asing
(jika diperlukan).
·
Menggunakan kata-kata idiomatic
berdasarkan susunan yang benar.
·
Menggunakan kata umum dan
kata khusus secara cermat.
·
Menggunakan kata yang
berubah makna dengan cermat.
·
Menggunakan kata bersinonim
dengan cermat.
·
Menggunakan kata abstrak dan
konkrit dengan cermat.
B.
Jenis-Jenis Diksi
1. Diksi Dalam Tulisan
Digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa
tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan, dan lain-lain. Berikut teknik
penceritaan yang menarik :
a. Tepat memilih kata untuk mengungkapkan
gagasana atau hal yang diamankan.
b. Mempunyai kemampuan untuk
membedakan secara tepat nuansa-nuansa maksa sesuai dengan gagasa yang ingin
disampaikan dan kemampuan untuk membentuk situasi dan nilai rasa pembacanya.
c. Menguasai sejumlah besar kosa kata
(perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan
dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan
efektif (Anonim2, 2010).
2.
Diksi Dalam
Lisan
Kata yang tepat akan membantu seseorang
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun
tulisan. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi
dan tempat penggunaan kata-kata itu (Zaenal, 1988). Saat berbicara, kadang tidak
sadar dengan kata – kata yang digunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang
diajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan. (Anonim4, 2010).
C.
Perubahan Makna
Berkembang
sesuai dengan tuntutan masyarakat pemakainya. Pengembara diksi terjadi pada
kata. Namun yang berpengaruh pada penyusunan kalimat, paragraph dan wacana. Perkembangan
dapat menimbulkan perubahan yang mencakup perluasan, penyempitan, pembatasan,
pelemahan, pengaburan dan pergeseran makna.
1.
Perluasan
Terjadi karena cakupan makna
sekarang lebih luas dari yang dulu.Cakupan yang dimaksud adalah ruang lingkup
atau tepatnya sasaran pemakaian suatu kata lebih banyak sekarang daripada
yang dahulu.
Contoh : putra, putri
>> Dulu digunakan untuk anak-anak
bangsawan, sekarang digunakan secara umum. Pria untuk laki-laki dan putri untuk
wanita.
2.
Penyempitan
Terjadi karena cakupan makna
sekarang lebih sempit dari yang duluatau dengan kata lain ruang lingkup/sasaran
pemakaiannya sekaranglebih sedikit daripada dulu.
Contoh : sarjana
>> Dulu digunakan untuk orang-orang
yang pintar/cerdik/cendikiawan. Sekarang digunakan untuk orang-orang yang hanya
lulusan perguruan tinggi.
3.
Amelioratif
Perubahan makna karena makna
sekarang dianggap lebih tinggi nilainya dari pada dulu.
Contoh : wanita lebih tinggi rasanya
daripada perempuan.
>> Istri lebih tinggi nilai rasanya
daripada bini
4.
Peyoratif
Perubahan makna karena makna
sekarang dianggap lebih rendah nilai rasanya daripada dulu.
Contoh : gerombolan
>> Dulu gerombolan, sekarang kawanan
penjahat.
5.
Sinestesia
Perubahan makna karena adanya
pertukaran dua tanggapan indera yang berbeda.
Contoh : senyum gadis itu sangat
cantik
>> Ia berkata dengan lemah lembut
tetapi cukup
6.
Asosiasi
Perubahan makna karena adanya sifat
yang sesungguhnya dengan maksud lain.
Contoh : supaya urusanmu cepat
selesai, selipkan saja amplop ke kantong petugas itu.
>> Amplop = uang pelican
Jenis-jenis
Makna :
1. Leksikal, arti kata seperti yang
terdapat dalam kamus, makna yang berupa kata dasar.
2. Gramatikal, arti yang muncul setelah
adanya proses tata bahasa, meliputi :
·
Afiksasi
= pengimbuhan
·
Reduplikasi
= pengulangan
·
Kompositum
= pemajemukan
3. Denotasi, makna yang sebenarnya atau
sesungguhnya.
4. Konotasi, makna yang tidak
sebenarnya atau kiasan.
Faktor-fakrot
terjadinya perubahan makna :
1. Kebahasaan, meliputi :
·
Perubahan
intonasi, diakibatkan oleh nada irama dan tekanan.
Contoh
: paman, teman, saya belum menikah VS paman, teman saya belum menikah.
·
Perubahan
struktur fasa
Contoh
: kaleng susu = kaleng bekas susu VS susu kaleng = susu yang dikemas kaleng
·
Perubahan
bentuk kata
Contoh
: tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke menjadi tua.
2. Kesejarahan
Pada
zaman penjajahan Jepang kata perempuan digunakan untuk perempuan penghibur,
akhirnya orang menggantinya dengan kata wanita. Setelah mereka melupakan
peristiwa itu, kini kembali menggunakan kata itu dengan pertimbangan bahwa kata
perempuan lebih mulia dibanding wanita.
3. Kesosialan
Social
berpengaruh terhadap perubahan makna.
4. Kejiawaan
Karena
faktor kejiwaan ditimbulkan oleh pertimbangan :
·
Rasa
takut
·
Kehalusan
ekspresi
·
Kesopanan
D.
Denotasi dan Konotasi
1. Denotasi
Denotasi adalah makna
dalam wajar secara eksplisit, artinya makana yang sesuai dengan apa adanya atau
sesuai dengan makna kamus. Seuatu pengertian yang dikandung secara objektif. Sering
juga disebut makna konseptual.
Contoh : adik makan nasi
Artinya : memasukkan nasi ke dalam
mulut, dikunyah dan ditelan.
2. Konotasi
Makna asosiatif yang timbul
akibat dari sikap sosial, pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual. Atau bisa dikatakana sebagai makna kiasan. Konotasi terbagi
2 yaitu :
a. Konotasi
positif, makna yang dirasakan baik atau lebih sopan.
b. Konotasi
negative, makna yang dirasakan kasar atau tidak sopan.
Contoh : kata makan tadi dalam konotasi,
berarti untung atau pukul.
3. Contoh
kalimat denotasi dan konotasi
a. Tangan
kanan
Konotasi :
Ayah saya ditunjuksebagai tangan kanan oleh bosnya di kantor.
Denotasi :
Ayah saya diberi kepercayaan oleh bosnya di kantor.
b. Tipis
bibir
Konotasi :
Widita dijuluki tipis bibir di jurusannya saat berdiskusi.
Denotasi :
Widita itu pandai berbicara di jurusannya saat berdiskusi.
c. Berbau
dua
Konotasi :
Dia berbau dua & seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Denotasi :
Dia berbuat kesalahan besar & seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
d. Si
jantung hati
Konotasi :
Mbot mencari sijantung hatinya yang tak kunjung datang.
Denotasi :
Mbot mencari sang kekasih yang tak kunjung datang.
e. Jinak-jinak
merpati
Konotasi :
Aku disebut sebagai gadis jinak-jinak merpati.
Denotasi : Aku
disebut sebagai gadis yang mudah didekati tetapi kenyataannya sulit.
E.
Gaya Bahasa, Idiom dan Ungkapan Idiomatik
1. Gaya
Bahasa
Cara penutur mengungkapkan maksudnya.
Faktor yang mempengaruhi :
a. Cara dan media komunikasi
b. Bidang Ilmu
c. Situasi
d. Ruang atau konteks
e. Khalayak
f. Tujuan
2. Idiom
Sebuah ungkapan yang artinya tidak
secara langsung dapat dijabarkan. Contonhnya :
a. Gulung
tikar = bangkrut
b. Muka
tembok = tidak tau malu
c. Adu
domba = membuat fitnah
3. Ungkapan
Idiomatik
Kelompok kata yang muncul bersama
sebagai frasa. Namun terdapat 2 kesalahan pada ungkapan ini, yaitu :
a. Kesalahan
pemakaian gabungan kata dan kata (mana, dimana, daripada).
Contoh :
- Mari kita dengarkan sambutan yang mana
akan disampaikan oleh Pak RT.
- Demikian tadi sambutan Pak RT dimana
Beliau telah menghimbau kita untuk bergotong royong.
b. Kesalahan
pemakaian gabungan kata dengan, di dan ke.
Contoh :
- Sampaikan salam saya dengan Biyan.
- Mari kita tanyakan langsung dengan
dokter ahlinya.
Sumber :
1 komentar:
hay.. nama saya try... salam kenal.,
artikelnya sangat bermanfaat.. oh ia kalau ada waktu jangan lupa mampir di Tugas dan Materi Kulaih dan baca juga Makalah Bahasa Indonesia 'Diksi atau Pemilihan Kata
Posting Komentar