BAB
I
PENDAHULUAN
Membicarakan tentang pendidikan rasanya Indonesia masih jauh
dengan negara-negara tetangga lainnya. Negara lain sudah memiliki nilai
standard untuk seluruh jenjang dan seluruh pelosok di negeri tersebut. Namun belum
untuk tanah air ini. Mengapa? kita tahu Indonesia memiliki banyak pulau, suku,
budaya, bahasa yang beragam. Untuk meratakan standarisasi nilai di seluruh
pelosok tanah air masih sangat sulit dan kesulitan itu jelas ada penyebabnya.
Jika ditinjau kesulitan itu akibat masyarakatnya sendiri rasanya belum adil.
Kesadaran
akan pendidikan harus diutamakan, karena ilmu adalah jendela dunia. Mengingat
zaman sekarang adalah zaman yang segala sesuatunya instan, berbau teknologi dan
banyaknya pesaing-pesaing dunia yang masih muda. Indonesia tercatat sebagai
Negara berkembang yang memiliki banyak penduduk khususnya para generasi muda.
Jika ini menjdai perhatian utama, bukan tidak mungkin wajah Indonesia dapat
berubah 180° menjadi lebih baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah & Pengertian
Pendidikan di Indonesia
1. Sejarah
Pendidikan
Belanda
memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia-Belanda
(cikal bakal Indonesia), meskipun terbatas bagi kalangan tertentu yang
terbatas. Sistem yang mereka perkenalkan secara kasar sama saja dengan struktur
yang ada sekarang, dengan tingkatan sebagai berikut :
Sejak
tahun 1930-an, Belanda memperkenalkan pendidikan formal terbatas bagi hampir
semua provinsi di Hindia Belanda.
2. Pengertian
Pendidikan
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1991:232, pendidikan berasal dari kata didik. Lalu kata ini
mendapat awalan kata me sehingga
menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan
memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran.
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun
tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung
jawab Kementerian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Kemdiknas), dahulu bernama Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Depdikbud). Di Indonesia, semua penduduk wajib
mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan
tahun, enam tahun di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia
diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
B. Jalur, Tingkat Dan Jenis
Pendidikan
1. Jalur
Pendidikan
Wahana yang dilalui
peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Antara lain ;
· Pendidikan formal, yang bersifat resmi dari pemerintah atau dari sekolah.
Mulai dari sekolah dasar, menengah pertama menengah atas hingga perkuliahan.
· Pendidikan nonformal, biasanya terdapat pada
usia dini, contoh ; TPA atau Taman Pendidikan Al Quran yang terdapat di setiap mesjid.
Sekolah Minggu yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan
sebagainya.
· Pendidikan informal, jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri
yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
2. Tingkat
Pendidikan
Di seluruh dunia dalam
bidang pendidikan pasti memiliki tingkatan. Karena dengan tingkat tersebut
dapat mengetahui sejauh mana kemampuan tiap individu.
3. Jenis
Pendidikan
Dengan adanya jenis
pendidikan tentu membuat variasi dunia pendidikan. Karena setiap manusia
memiliki ketertarikan dan kelebihan yang berbeda-beda. Jika menjalani
pendidikan sesuai minatnya pasti akan menyenangkan. Berikut jenisnya ;
· Pendidikan umum merupakan
pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
· Pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu
(SMK/SMA [IPA/IPS/SASTRA]).
·
Pendidikan akademik merupakan
pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana
yang diarahkan pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
· Pendidikan profesi merupakan
pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
·
Pendidikan vokasi merupakan
pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma
4 setara dengan program sarjana (strata 1).
·
Pendidikan keagamaan
merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan peranan
penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi
ahli ilmu agama.
·
Pendidikan khusus merupakan
pendidikan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus atau yang memiliki
kecerdasan luar biasa secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau
berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
(dalam bentuk sekolah luar biasa/SLB).
C. Wajah Pendidikan di Indonesia
Sangat
sensitive dengan pendidikan di
Indonesia, atau bahkan ironis. Banyaknya rakyat Indonesia namun banyak juga
yang memiliki keterbelakangan ilmu dan pengetahuan di mata dunia. Mungkin untuk
kini sudah terbilang lumayan, karena masih ada beberapa orang yang masih peduli
untuk menjadi guru tanpa honor demi mengajarkan masyarakat yang kurang mampu
namun ingin mengeyam pendidikan. Tapi itu bisa dihitung.
Hal
ini bukan seutuhnya salah mereka, namun bukan juga seutuhnya salah pemerintah.
Sejak zaman penjajahan, Negara luar datang untuk menguasai wilayah Negara yang
kaya dengan alam dan budaya ini. Semua masyarakat dijadikan sebagai babu yang
harus tunduk dengan mereka. Hanya kaum pribumi yang mampulah yang dapat
mengenyam masa-masa pendidikan. Bagi pribumi yang miskin jangankan untuk
menimba ilmu, bisa makan setiap hari saja mereka sangat bersyukur. Kekejaman
dulu membuat buta masyarakat Indonesia akan pendidikan.
Namun
tidak lagi dengan perubahan situasi walau dalam jangka waktu yang sangat lama.
Akhirnya penduduk Indonesia dapat merasakan sekolah, bedanya saat itu siswa
duduk di bangku SD (Sekolah Dasar) berusia sangat relative. Ada yang 10 tahun, 14
tahun bahkan 17 tahun. Asalkan dapat bersekolah dan menerima Ijazah.
Lambat
laun, pemerintah mulai memberi perhatian dengan generasi muda. Diadakannya
program BOS (Bantuan Operasional Sekolah), pemberian buku gratis, adanya bus
perpustakaan, dll. Tetapi itu semua belum menyebar seantero Indonesia. Perkembangan di Ibu Kota dengan pelosok
daerah berbeda jauh pesat. Pemerintah selalu jadi pusat teguran masyarakat dan
ketika pemerintah telah berupaya memberikan dana, fasilitas, dll. Entah kemana
perginya amanah yang diberikan dari orang penting di negeri ini kepada bagian
yang langsung menangani masyarakat.
Penyebab Buruknya Pendidikan di
Indonesia ;
· Kurangnya bantuan pemerintah,
baik sarana dan prasarana khusunya di daerah.
· Ekonomi penduduk Indonesia, jika
digambarkan dengan kurva pasti kurva yang terendah menunjukkan ekonomi yang
kurang mampu. Bagaimana tidak, pengangguran dimana-mana, masyarakat yang
bergantung hidup disudut-sudut kota demi mencari sesuap nasi untuk menyambung
hidup keluarganya. Masalah pendidikan itu menjadi nomor sekian. Atau yang
sering terjadi di daerah adalah jika memiliki anak perempuan dengan ringan hati
berani menjodohkan dengan seorang juragan/pengusaha/orang kaya lainnya yang
bermimpi dengan cara tersebut dapat merubah kehidupannya. Namun pendidikan
menjadi terkubur dalam-dalam.
· Metode yang monoton, pada
umumnya pelajar memiliki cara tersendiri untuk menangkap suatu informasi yang
diberikan oleh pengajar. Namun bukan berarti tiap anak diberikan pelayanan
mengajar yang berbeda-beda. Hanya saja pengajar lebih kreatif untuk mengkreasikan
bagaimana caranya agar anak didiknya tertarik dan semakin semangat untuk
belajar.
· Pembelajaran
hanya pada satu media, bagi kota-kota besar sudah pasti bukan hanya dengan
media buku. Melainkan sudah ada OHP, InFocus, dll. Bagaimana dengan daerah? Adanya
buku gratis saja mereka sudah sangat terbantu. Itulah bedanya mereka dan itulah
sulitnya jika standarisasi di daerah harus disamaratakan dengan kota-kota
besar.
· Pembelajaran
dengan sentralisasi, artinya hanya gurulah yang bicara dari awal sampai akhir
dan semua terpaku menatap guru. Sama sekali tidak memberi kesempatan anak didik
bertanya atau mengadakan diskusi. Ini menyebabkan pelajar menjadi pasif dan
akan menerima jadi apa yang akan di dapatkannya.
· Pembelajaran
dengan bantuan menyontek, bukan hal yang aneh. Sejak dulu hingga kini menyontek
adalah hal yang wajib dilakukan pelajar. Meski tidak semua menyontek tapi
bagaikan 10 : 10.000 orang. Padahal menyontek itu dosa, sama saja mengajarkan
untuk korupsi. Menjadikan mental pemuda Indonesia tidak percaya diri dan kurang
berusaha sungguh-sungguh. Jauh jika harus dibandingkan dengan pelajar luar yang
sangat kritis, mampu mengeluarkan aspirasi, pendapat dan berpikir secara
terbuka & luas.
BAB
III
KESIMPULAN
Banyaknya masalah akan pendidikan di Negara ini tidak
menjadikan generasi muda menjadi enggan untuk mencari ilmu. Seperti yang telah
dijelaskan diawal bahwa ilmu adalah jendela dunia, bahkan kejarlah ilmu hingga
ke negeri Cina. Tidak akan sia-sia ilmu yang telah didapat selama bertahun-tahun
di bangku sekolah. Asalkan diniatkan dengan tulus dan dengan proses yang baik.
Tidak menjadi pelajar yang hanya bisa mengandalkan contekan, tidak menjadi
pelajar yang pasif dan tidak menjadi pelajar abadi.
Lebih open mind
tentang ilmu, pengetahuan, keterampilan, hal yang berbau positif, dll. Tidak
ada ruginya untuk menjunjung pendidikan, karena itu akan menjadi sejarah yang
akan di contoh oleh next generation.
Maka dari itu mulai sejak dini untuk membentuk karakter anak didik-anak didik
yang hebat dan menghasilkan suatu hal besar yang positif.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Tulisan :
6. Penulis Blog
2 komentar:
hei guys..Yuk kita ikut lomba 10 kategori lomba khusus bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Edisi
Desember2012 ini diperuntukan bagi mahasiswa S1 dan D3. Tersedia 100 pemenang, atau 10 pemenang
untuk setiap kategori. link
http://studentsite.gunadarma.ac.id/news/news.php?stateid=shownews&idn=755
oh iya, kalian nggak mau ketinggalan kan untuk update terhadap berita studentsite dan baak , maka dari itu, yuk pasang RSS di Studentsite kalian.. untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS , silahkan kunjungi link ini
http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
makasi :)
Terimakasih infonya, maaf baru liat sekarang hehehe.
Posting Komentar