A.
Definisi dan Konsep Alinea (Paragraf)
Paragraf disebut juga alinea. Kata
tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris paragraph. Dalam bahasa inggris
“paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis
atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan yang
sama. Menurut Adjad Sakri dalam id.scribd.com (1992) tertulis bahwa Alinea
berarti “mulai dari baris baru”. Paragraf atau alinea tidak dapat
dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut
Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya
merupakan gabungan beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah
paragraf (paragraphos, “menulis di samping” atau “tertulis disamping”) adalah
suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide.
Jadi, paragraf atau alinea adalah
suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yangmana cara penulisannya harus
dimulai dengan baris baru dan kalimat yangmembentuk paragraf atau alinea harus
memperlihatkan kesatuan pikiran.Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah
paragraf atau alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu
gagasan. Bila dalam sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu
gagasan, paragraf atau alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi
lebih dari satu paragraf atau alinea.
B.
Kegunaan
atau Tujuan dari Alinea (Paragraf)
a. Mengekspresikan gagasan tertulis
dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam satu kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru
dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan
bagi penulis, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah.
d. Memudahkan pengendalian variabel
dalam karangan.
C.
Unsur-Unsur
dari Alinea (Paragraf)
1. Topik
atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik
merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar
kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga
bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah
ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat
utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf
karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama.
Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun
diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide
pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
-
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
-
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anilea
-
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
-
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea.
3. Kalimat
penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama.
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4. Judul
(kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
-
Provokatif
(menarik)
-
Berbentuk
frase
-
Relevan
(sesuai dengan isi)
-
Logis
-
Spesifik
D.
Penjelasan
Tentang Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Kalimat
Utama atau Kalimat Pokok adalah kalimat yang digunakan sebagai tempat
menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok pikiran atau gagasan utama
sama dengan ide pokok gagasan pokok.
Ciri-ciri
kalimat utama:
a. Biasa diletakkan di awal paragraph,
tetapi bisa juga diletakkan dibagian akhir paragraph.
b. Ditandai oleh kata-kata kunci
(sebagai kesimpulan, yang penting, jadi, dengan demikian)
c. Berisi suatu pernyataan yang akan
dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas.
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang
mendukung atau menjadi penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas
tersebut dalam setiap paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
a. Berisi penjelasan (contoh-contoh, rincian,
keterangan, dll).
b.
Kalimat penjelas biasanya memerlukan
kalimat penghubung.
c.
Selalu menghubungkan kalimat-kalimat
dalam paragraph.
E.
Macam-macam
Alinea (Paragraf) Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan
kalimat-kalimat penjelas.
Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati
hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Paragraf
Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi,
analogi, dan kausalitas
Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa
fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh:
Setelah
karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan,
mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman
yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh
dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang
menjadi penjelasannya di atas adalah:
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang,
mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam
kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika
Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
Jenis-jenis Paragraf Generalisasi :
1.
Loncatan
Induktif
Paragraf Generalisasi yang bentuknya
loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak dari beberapa fakta namun
fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang terjadi. Tapi
fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis
ini sangatlah lemah karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh
fenomena.
2.
Tanpa
Loncatan Induktif
Paragraf Generalisasi yang berbentuk
Tanpa Loncatan Induktif merupakan paragraf generalisasi yang memberikan cukup
banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili keseluruhan. Paragraf ini
sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena menggunakan fakta yang
lengkap.
F.
Macam-macam Alinea (Paragraf) Berdasarkan Isi
Paragraf Narasi
Jenis paragraf
yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu.
Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf
narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola
pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf narasi terdapat alur cerita, tikoh,
setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh
:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak
bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti
didepan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar
rumah untuk menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara
bawahan tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf Narasi dibedakan
menurut jenis ceritanya, yaitu:
Narasi Ekspositoris yaitu jenis narasi yang berisikan rangkaian
perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui
peristiwa itu secara tepat.
Contoh :
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus.
Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris
seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai pria yang akan
menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka
membawakan "Mars
Jalan" yang dirasa tepat untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
Narasi Sugestif yaitu jenis narasi yang hanya mengisahkan
suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini
dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif
selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai
yaitu kesan terhadap peristiwa.
Contoh
:
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia
mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. tapi, aneh sebeleum menyentuh
tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
Paragraf
Deskripsi
Paragraf yang
menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca.
Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa
yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh :
Masih melekat
di mataku, pemandangan indah nan elok pantai Swarangan. Gelombang ombak yang
tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti menyambut siapapun yang
datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang jernih dan pasir putih lembut
yang terhampar luas tanpa ada karang yang menghalangi membuatku ingin kembali
lagi. Sejauh mata memandang yang kulihat hanya laut yang terbentang luas dan
biru. Kurasakan dingin membasuh kakiku karena ombak yang terus-menerus
menghempas kakiku dan terasa asin ketika air laut itu menyentuh bibirku karena
percikannya. Disepanjang bibir pantai kulihat wisatawan beserta keluarga dan
teman-teman mereka berkumpul membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati
keindahan pantai Swarangan. Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat
beberapa wisatawan berkejar-kejaran di bibir pantai, bermain bola, bermain
dengan air, atau berfoto-foto dengan latar belakang pantai. Meskipun tak
seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional
pantai ini tak pernah surut oleh wisatawan yang datang.
Ciri-ciri
paragraf deskriptif :
- Menggambarkan
atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
- Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra
(pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan
sendiri objek yang dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran,
bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Pola pengembangan dalam paragraf deskriptif :
1. Pola Spasial
2. Pola Sudut Pandang : pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan
suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
- Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai
penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
- Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi
dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
Paragraf
Eksposisi
Paragraf
eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan,
menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu topik kepada pembaca
dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu melakukan proses berpikir dan
melibatkan pengetahuan.
Contoh :
Sejak zaman
dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya beserta manfaatnya
bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tapi
juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini memilikii ciri fisik
sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua sisi daunnya, tebal,
dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun
lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang
mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan.
Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur
rambut, tapi juga sebagai minuman yang menyehatkan seperti teh lidah buaya yang
terbuat dari daun lidah buaya yang dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan
jelly lidah buaya.
Ciri-ciri
paragraf eksposisi:
- Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah,
metode atau melaksanakan suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat imformatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa
dicapai oleh alat indra.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa,
siapa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana.
Paragraf
eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
- Eksposisi Definisi yaitu batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada karakteristik topik itu
sendiri.
Contoh :
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh
di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada
saat musim penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri
fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya
berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak hanya
terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk
menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis, dan
beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan
tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang
sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
- Eksposisi Klasifikasi yaitu paragraf yang membagi sesuatu dan
mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh :
Sistem penamaan
jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada pendekatan yang
digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian karya sastra dengan
wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja atas dasar lingkungan
karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari zaman dan hidup pengarang.
Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas aliran sastra romantik, menekankan
pada efek personil karya sastra pada kritikusnya.
- Eksposisi Proses yaitu paragraf jenis
ini sering ditemukan pada buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau
cara-cara tertentu.
Contoh :
Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai
penghilang jerawat. Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan
sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab
jerawat. Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk
nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan biarkan
selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat. Penerapan yang
dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang
maksimal.
- Eksposisi
Ilustrasi yaitu pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari
suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti"
dan "bagaikan."
Contoh :
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik.
Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang
otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya.
Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat
mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga
masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
- Eksposisi
Pertentangan yaitu berisi pertentangan antara sesuatu
dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan
tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah
orang-orang yang suka pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda
kebanyakan orang kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan
menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
- Eksposisi
Berita yaitu paragraf yang
berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada
surat kabar.
Contoh :
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir
seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya,
permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
- Eksposisi
Perbandingan yaitu dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide dalam kalimat utama dengan
cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh :
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya,
yang banyak adalah penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki,
peminatnya banyak, penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton
orang lain berjalan kaki.
- Eksposisi
Analisis yaitu proses memisah-misahkan suatu masalah
dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing
subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh :
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang
kematian Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang
detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy. Dia
dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh penting AS
tersebut …
Paragraf
Agumentasi
Paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan
disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca
yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri
paragraf argumentasi
:
- Menjelaskan
suatu pendapat agar pembaca yakin.
- Memerlukan
fakta untuk membuktikan pendapat beruapa gambar/grafik, dll.
- Menggali sumber
ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
- Penutup berisi
kesimpulan.
Jenis-jenis
paragraf argumentasi:
Pola Analogi : penalaran
induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya.
Contoh :
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang
luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya
akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin
berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri
tegak.
Pola Generalisasi (pola umum) : penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data.
Contoh :
Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata
Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7.
Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh
dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
Pola Hubungan Sebab Akibat : paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab,
dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.
Contoh :
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon
di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di
desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal
dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh
karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Paragraf
Persuasi
Bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu
sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis
harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Contoh :
Masyarakat
Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan memiliki daya
tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik ini disebut
dengan ngaben.
Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh
orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai
perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tidak semua orang telah
meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan
dikubur terlebih dahulu sambil menunggu semua perlengkapan ngaben telah siap
dan lengkap. Jika ingin melihat ritual pembakaran mayat yang sangat unik ini,
tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben
dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.
Ciri-ciri
paragraf persuasi :
-
Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia
dapat diubah.
-
Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
- Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau
penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
- Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar
kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
-
Persuasi memerlukan fakta dan data.
G.
Macam-macam
Alinea (Paragraf) Berdasarkan Fungsi dalam Karangan
Paragraf Pembuka yaitu isi paragraf pembuka bertujuan
mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan.
Fungsi paragraf pembuka adalah:
-
Mengantar
pokok pembicaraan
-
Menarik
minat dan perhatian pembaca
-
Menyiapkan
atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan
Paragraf pengembang yaitu yaitu paragraf yang berfungsi
menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan.
Fungsi paragraf pengembang adalah:
-
Mengemukakan
inti persoalan
-
Memberi ilustrasi
atau contoh
-
Menjelaskan
hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
-
Meringkas
paragraf sebelumnya
-
Mempersiapkan
dasar atau landasan bagi kesimpulan
Paragraf Peralihan yaitu paragraf penghubung yang
terletak di antara dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek.
Fungsinya :
-
Penghubung
antar paragraf utama, memudahkan pembaca beralih ke gagasan lain.
Paragraf Penutup yaitu paragraf ini berisi kesimpulan bagian
karangan (sub bab, bab) atau kesimpulan seluruh karangan. Alinea ini merupakan pernyataan
kembali maksud penulis agar lebih jelas. Penyajiannya harus memperhatikan hal
berikut :
-
Sebagai
penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang
-
Isi
paragraf harus berisi kesimpulan sementara atau kesimpulan akhir
-
Sebagai
bagian yang paling akhir dibaca
H.
Perkembangan
atau Cara Perkembangan Alinea (Paragraf)
Secara
garis besar teknik pengembangan paragraf ada dua macam. Teknik pertama,
menggunakan “ilustrasi“. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan
digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar
dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Teknik kedua, dengan “analisis”,
yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logika sehingga
penyataan tadi merupakan suatu yang meyakinkan.
1.Pengembangan Paragraf dengan Memberikan
Alasan-Alasan
Alasan-alasan
yang digunakan untuk mengembangkan paragraf jenis ini dapat berupa sebab-akibat
atau akibat-sebab. Dalam pengembangan jenis sebab-akibat, lebih dahulu dikemukakan
fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu kemudian diikuti rincian-rincian
sebagai akibatnya. Dalam hal ini, sebab merupakan pikiran utama, sedangkan
akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.
Contoh:
(1)Kemampuan
menyusun paragraf yang baik adalah modal kesuksesan bagi mahasiswa. (2)Ia dapat
mengungkapkan ide atau gagasannya dengan jelas kepada dosen atau kepada partisipan
ketika berdiskusi. (3)Tugas-tugas juga terbaca dan dapat dipahami dengan cepat
oleh dosen karena ide, gagasan, maupun argumentasinya dipaparkan dengan
menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, padat, dan jelas. (4)Dosen tidak
segan memberikan nilai yang bagus karena tidak memusingkan kepala ketika
memeriksa dan argumentasinya jelas meskipun kurang tepat.
Kesimpulan
:
Paragraf tersebut tergolong paragraf
deduktif. Kalimat (1) merupakan sebab, sedangkan kalimat (2), (3), dan
(4) merupakan akibat.
2.Pengembangan Paragraf dengan Memaparkan
Hal-Hal Khusus
Kalimat
Utama ditulis pada awal paragraf, kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat
penjelas.
Contoh
:
(1)
Semua isi alam ini ciptaan Tuhan.
(2) Ciptaan Tuhan yang paling berkuasa di dunia ini adalah manusia. (3)
Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan isi alam ini sebaik-baiknya. (4) Akan
tetapi, tidak diizinkan menyiksa, mengabaikan, dan menyia-nyiakan.
Kesimpulan
:
Paragraf
seperti ini dinamakan paragraf deduktif. Kalimat (1) merupakan umum, (2) (3)
(4) merupakan khusus.
Selain itu, paragraf dapat disusun dengan mengembangkan ide pokok secara khusus-umum. Contoh :
(1) Sudah
beberapa kali Pancasila dirongrong bahkan hendak diubah dan dipecah-pecah. (2) Namun,
setiap usaha yang hendak mengubah, merongrong, dan memecah-mecah itu ternyata
gagal. (3) Betapa pun usaha itu dipersiapkan dengan cara yang teliti dan
matang, semuanya dapat dihancurleburkan. (4) Bukti yang lalu meyakinkan kita
bahwa Pancasila benar-benar
sakti,
tidak dapat diubah dan dipecah-pecah.
Kesimpulan :
Paragraf seperti
ini dinamakan paragraf induktif. Kalimat (4) merupakan umum , kalimat
(1) (2) (3) merupakan khusus.
Syarat-Syarat
Pengembangan Alinea (Paragraf)
1. Kesatuan : paragraf harus
memperhatikan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu. Sebuah
paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila unsur-unsurnya bersama-sama bergerak
menunjang sebuah maksud tunggal atau gagasan utamanya.
2. Koherensi : sebuah paragraf bukanlah
sebuah tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing bersdiri sendiri, tetapi
kalimat-kalimat itu dibangun oleh adanya hubungan timbal-balik. Dengan demikian
diperlukan urutan pikiran yang koheren (terpadu), sehinga tidak terdapat
loncatan pikiran yang membingungkan. Suatu paragraf dikatakan koheren jika
kalimat-kalimat itu saling berhubungan untuk mendukung pikiran utama.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar