Rabu, 07 Maret 2012

Interaksi Pribadi dengan Umum

Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” mahluk sosial. Manusia berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan. “Soon Politikon” yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan & prertumbuhan masyarakat antara lain masyarakat sederhana dan  masyarakat maju. Dalam masayarakat maju terbagi masyarakat non industry & masyarakat industri.
Individu berasal dari kata latin “individuum” = tidak terbagi. Menurut psikologi sosial, manusia bertingkah laku secara spesifik dari dirinya, bukan mengikuti tingkah laku umum. Namun setiap individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan tujuan untuk  menemukan kepribadiannya dalam proses aktualisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
  1. Pendirian Nativistik, dibawa sejak lahir
  2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik, tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme, interaksi antara dasar dan lingkungan.
Menurut aliran psikologi gestalt pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain.

ö    Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi

  1. Masa vital (0.0 - 2 tahun)
Menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Frued tahun pertama mulut sebagai masa oral, karena sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan. Tahun kedua, berjalan anak mulai pula belajar menguasai ruang. Disamping itu terjadi pembiasaan akan tahu kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan anak belajar mengontrol impuls-impuls yang datang dari dalam dirinya.
2.       Masa estetik (2 - 7 tahun)
Menggunakan fungsi pancaindera. Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut dengan menghendaki dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan.
3.       Masa intelektual (7 - 14 tahun)
a.       Korelasi positif yang tinggi antara jasmani dan prestasi sekolah
b.      Sikap tunduk pada peraturan, permainan yang tradisional
c.       Kecenderugan memuji diri sendiri
d.      Tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka dianggap tidak penting
e.      Senang membandingkan dirinya dengan anak lain
f.        Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit
g.      Realistik ingin tahu, ingin belajar
h.      Gemar membentuk kelompok sebaya
4.      Masa sosial, (13 - 21 tahun)

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung,
Golongan anak        : 0 – 12 tahun
Golongan remaja     : 13 – 18 tahun
Golongan dewasa   : 18 (21) tahun keatas
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
  1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
  2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
  3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral. Artinya beretika, bersusila dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi pemuda tidak dapat berdiri sendiri, maka harus hidup bersama-sama untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat.

ö    Sosialisasi Pemuda

Proses yang membantu individu untuk belajar dalam menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

ö    Internalisasi, Belajar dan Spesialisasi

Proses melalui interaksi sosial. Internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. Spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.

Kasus 1
Setiap Bulan Ditemukan Satu Bayi Telantar


shutterstock Ilustrasi: Bayi dan ibunya.
DEPOK, KOMPAS.com - Dalam satu bulan ditemukan satu bayi telantar di Depok, Jawa Barat. Fakta ini tergambar pada kasus awal tahun ini, baik bayi yang ditemukan warga maupun yang diperdagangkan. Angka bayi yang ditelantarkan dalam tiga tahun belakangan juga cenderung meningkat. Hal ini menguatkan dugaan adanya potensi perdagangan bayi di wilayah itu.

”Kecenderungannya angka penelantaran bayi memang meningkat, bayi yang diterlantarkan dan kami temukan. Dari semua bayi yang kami temukan di Depok, sebagian besar dari wilayah lain. Ini disebabkan letak Depok yang mudah diakses, baik melalui jalan raya maupun dari jalur kereta,” tutur Kepala Seksi Bina Sosial Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Depok Sudarya, Selasa (6/3/2012), di Depok. Data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Depok tahun 2010, di Depok terdapat lima anak telantar. Tahun 2011 terdapat 11 bayi yang ditemukan telantar.

Sementara tahun 2012 sudah ada empat bayi yang ditemukan telantar di Depok, termasuk yang diperdagangkan. Semua bayi itu kini dititipkan di Panti Asuhan Bina Remaja Mandiri di Jalan Juanda, Depok. ”Dari temuan itu, hanya sedikit yang kami ketahui orangtuanya. Sebagian besar tidak dapat terlacak. Namun, dari yang dapat kami ketahui orangtuanya, mereka mengaku penelantaran bayi itu karena persoalan ekonomi,” kata Sudarya.

Persoalan ini tidak dapat dianggap sepele karena penelantaran anak bisa menjadi gambaran tingginya kasus perdagangan manusia. Satu dari tiga kasus terakhir pada awal tahun ini adalah penemuan bayi perempuan di RT 2 RW 9 Kelurahan Tanah Baru, Beji, Kamis (16/2/2012) malam. Kasus berikutnya adalah penggagalan penjualan dua bayi lelaki oleh seorang perempuan berinisial MS di mal ITC Depok, Jumat (17/2) sore.

Solusi :
            Pemerintah, ya lagi-lagi pemerintahlah yang harus peka dengan kondisi masyarakat. Serta kesadaran dari setiap individu, semua orang memang selalu dituntut oleh zaman. Tetapi kembali lagi bahwa manusia hidup tidak sendiri. Sayangi dan cintai anugerah yang telah diberikan Tuhan, khususnya anak.

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/03/07/10073884/Setiap.Bulan.Ditemukan.Satu.Bayi.Telantar
               
Kasus 2

Di Jakarta, Kuburan pun Dikuasai Preman


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat perkotaan Yayat Supriatna menilai, jaring-jaring kekuasaan preman telah menggerogoti hampir seluruh sektor layanan publik, tak terkecuali kawasan pemakaman. "Bukan hanya kawasan perkantoran dan tempat-tempat umum, pemakaman sekalipun sudah dikuasai para preman. Hasil penelitian saya menunjukkan kuburan-kuburan di Jakarta sudah ada penguasa-penguasanya," terang Yayat Supriatna, saat ditemui di Gallery Cafe, Cikini, Jakarta Pusat,Sabtu(3/3/2012).

Ia menjelaskan, orang yang akan dikebumikan harus meminta izin atau membeli lahan kepada mereka. Ia mengakui, pemakaman-pemakaman umum di Jakarta memiliki pengelola atau pemilik lahan. Namun, karena fungsi-fungsi kelembagaan tidak berjalan normal, ada hal-hal yang tak tersentuh orang awam yang akhirnya diserahkan atau dikuasai oleh tangan-tangan di luar pemangku kewenangan formal. "Memang ada pengelolanya (pemakaman). Tapi, mereka tidak bisa mengatur semuanya. Karena itu, diserahkan ke tangan preman-preman," beber pengajar Universitas Trisakti ini.

Dari sisi ini, Yayat menyatakan telah terjadi malpraktik dalam sistem layanan publik. Pasal, ruang-ruang yang sebenarnya harus dikelola untuk melayani masyarakat telah berkembang menjadi ruang abu-abu yang dikelola secara formal maupun nonformal. Ia berharap, Gubernur DKI mendatang adalah orang yang mampu membenahi berbagai ketimpangan yang terjadi pada sektor layanan publik. Orang tersebut haruslah pribadi yang memiliki kekuatan mental untuk memberangus kekuatan-kekuatan nonformal yang mengganggu kepentingan masyarakat umum.


Pembahasan :
            Terlalu banyak masalah yang terjadi di masyarakat. Namun itu semua tak kunjung hilang. Hubungan individu dengan masyarakat dari masalah di atas adalah salah satu masalah yang mencerminkan bahwa hubungan itu semua belum dikatakan baik. Kurangnya komunikasi antar mereka dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat. Akan lebih baik jika keinginan dari individu (preman) memahami kepentingan umum (Masyarakat).



Tidak ada komentar: