Konvensi adalah suatu (seperti
amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan
dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam
suatu dialog. Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah
karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah
disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencakup aturan
pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap,
bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
Dalam pembuatan naskah yang harus
memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian
rupa, sehingga apa yang ditulis itu jelas, teratur dan menarik. Namun, ada hal
yang lebih penting yaitu, sebuah karangan yang menuntut suatu persyaratan lain
yaitu persyaratan formal, bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu
sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini
meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti
dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan
konvensi naskah.
Dari segi
persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal,
semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya
memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya,
semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah
karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah
Dalam menyusun sebuah karangan perlu pengorganisasian
karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan
menjadi satu kesatuan karangan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang
baik, benar, cermat, logis, penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang
ditulis secara memadai dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan
formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga
bagian utama, yaitu:
a. Bagian pelengkap pendahuluan
b. Isi karangan
c. Bagian pelengkap penutup
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:
A.
Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian
ini dapat disebut juga sebagai halaman pendahuluan yang sama sekali tidak
menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan
informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu
dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan
Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman ini tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan
judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan
huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun,
variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau skripsi, halaman judul
mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun),
kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen),
nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas),
nama kota, dan tahun penulisan.
Unsur-unsur penulisan Judul sebagai berikut:
o
Judul
menggambarkan keseluruhan isi karangan.
o
Judul
harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
o
Sampul:
nama karangan, penulis, dan penerbit.
o Halaman
judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas
pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam
pembuatan makalah atau skripsi).
o Seluruh
frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model
lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam
halaman judul karangan formal:
o
Komposisi
tidak menarik.
o
Tidak
estetik.
o
Hiasan
gambar tidak relevan.
o
Variasi
huruf jenis huruf.
o
Kata
“ditulis (disusun) oleh.”
o
Kata
“NIM/NRP.”
o
Hiasan,
tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
o
Kata-kata
yang berisi slogan.
o
Ungkapan
emosional.
o
Menuliskan
kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan (kalau ada)
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin
memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan
penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri
dari beberapa kata saja, misalnya :
Kutulis novel ini dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim
Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa
dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina
imaama. Amin.[3]
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini,
maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku,
atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan
halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan (kalau ada)
Halaman ini harus disiapkan untuk sebuah Tugas Akhir (TA),
skripsi, tesis dan lain sebagainya. Karena digunakan sebagai pembuktian bahwa
karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan
ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Penyusunan
pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata
letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
o
Menggaris-bawahi
nama dan kata-kata lainnya.
o
Menggunakan
titik atau koma pada akhir nama.
o
Tulisan
melampaui garis tepi.
o
Menulis
nama tidak lengkap.
o
Menggunakan
huruf yang tidak standar.
o
Tidak
mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Sering terdapat dua istilah yang saling bertukar
penggunaannya yaitu Kata Pengantar dan Kata Pendahuluan atau Pendahuluan.
Sebaiknya penggunaan kedua istilah itu dibedakan. Kata Pengantar sebaiknya
dipergunakan untuk bagian ini, sedangkan Pendahuluan dipergunakan untuk
menyebut bagian awal dari isi karangan.
Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan
dari keseluruhan karya ilmiah yang sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu,
kata pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan
benar. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang
tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa
yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi
karangan.
Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
o
Ucapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
o Penjelasan
adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
o Penjelasan
pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah).
o Penjelasan
adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
o Ucapan
terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang
membantu.
o
Penyebutan
nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda-tangan.
o
Harapan
penulis atas karangan tersebut.
o Manfaat
bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
o
Menguraikan
isi karangan.
o
Mengungkapkan
perasaan berlebihan.
o
Menyalahi
kaidah bahasa.
o
Menunjukkan
sikap kurang percaya diri.
o
Kurang
meyakinkan.
o
Kata
pengantar terlalu panjang.
o Menulis
kata pengantar semacam sambutan.
o Kesalahan
bahasa : ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor halaman judul bab,
sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan. Daftar
isi disusun secara konsisten baik penomoran, penulisan, maupun tata letak judul
bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang
digunakan.
f. Daftar Gambar (kalau ada)
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap
gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar.
Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman.
g. Daftar Tabel (kalau ada)
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel
yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel
ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
B.
Bagian
Isi Karangan
Bagian
isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan atau buku; atau secara
singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Tujuan utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca,
memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan
dasar yang sebenarnya dari uraian itu. Unsur-unsur pendahuluan :
1) Latar belakang masalah, menyajikan :
o
Penalaran
(alasan) yang menimbulkan masalah
o Kegunaan
praktis hasil analisis (memberikan masukan bagi kebijakan dalam keputusan)
o
Pengetahuan
tentang studi kepustakaan
o Pengungkapan
masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan
o
Tidak
menggunakan kata apa karena tidak
menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2) Tujuan penulisan berisi :
o
Target,
sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
o
Upaya
pokok yang harus dilakukan
o Tujuan
utama yang dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang dibahas.
3) Ruang lingkup masalah berisi :
o
Pembatasan
masalah yang akan dibahas.
o
Rumusan
detail masalah yang akan dibahas.
o
Definisi
atau batasan pengertian istilah
4) Landasan teori menyajikan :
o
Deskripsi
atau kajian teoritik
o
Penjelasan
hubungan teori dengan kerangka
5) Sumber data penulisan berisi :
o
Sumber
data sekunder dan data primer.
o
Kriteria
penentuan jumlah data.
o
Kriteria
penentuan mutu data.
o
Kriteria
penentuan sample.
o
Kesesuaian
data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6) Metode dan teknik penulisan berisi :
o
Penjelasan
metode yang digunakan dalam pembahasan
o Teknik
penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan
kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7) Sistematika penulisan berisi :
o Gambaran
singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
o Penjelasan
lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b. Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan
berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang
dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak
segala masalah yang akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan
diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini :
1) Ketuntasan materi :
Materi
yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang
telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain
yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/ deskripsi :
o
Kejelasan
konsep (keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas
dalam suatu kesatuan makna).
o Kejelasan
bahasa (ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya).
o
Kejelasan
penyajian dan fakta kebenaran fakta
Hal-hal
lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
o
Subjektivitas
dengan menggunakan kata-kata : saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya,
dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian
membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan
bahwa…,
o
Kesalahan
: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang
cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai
dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan
kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi
variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas,
terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul
3) Kesimpulan
Kesimpulan
atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan
juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak
memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca
bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan
harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai
suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis
dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara :
o Dalam
tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan
argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan
dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
o Untuk
kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari
pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
C.
Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau
catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi)
adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya
yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur
daftar pustaka meliputi :
o Nama
pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
o
Tahun
terbit.
o
Judul
buku: penulisannya bercetak miring.
o
Data
publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.
o
Untuk
sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan
tahun terbit.
Keterangan :
o Jika
buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
o
Jika
buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan
nama pengarang.
o Jika
buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di
belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
o
Nama
gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
o Daftar
pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang
pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang
fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin
memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi
yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa
esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini
disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk
lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam
uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai
nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi
untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup.
Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan
gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama
penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau
pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
Daftar Pustaka