BAB 1
PENDAHULUAN
Budaya organisasi bukanlah hal yang
aneh atau perlu dibingungkan. Karena budaya organisasi tentunya sudah ada saat
organisasi tersebut beroperasi. Dari kata budaya, itu artinya organisasi telah
memiliki kebiasaan atau aturan atau hukum yang memang telah berlaku sejak lama.
Di dalam budaya organisasi tersebut juga mengandung nilai, cara dan juga
keyakinan yang digeluti oleh beberapa atau bahkan semua anggota yang terlibat
di dalamnya. Disini akan dibahas tentang pengertian & fungsi budaya
organisasi dari beberapa tokoh dan beberapa penulis dari suatu sumber, serta
ada pula tipopologi budaya organisasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya Organisasi
Seperti yang dikatakan diatas, bahwa
budaya organisasi merupakan sesuatu yang mengandung nilai, cara dan keyakinan
yang digeluti oleh beberapa anggota atau seluruh anggota yang terlibat. Dan yang
dikatakan oleh Brown (1998: 34) bahwa budaya
organisasi merupakan bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi
dan hidup dalam organisasi, budaya organisasi itu cenderung untuk diwujudkan
oleh anggota organisasi.
Sedangkan
menurut Robbins, (2003: 525) bahwa budaya
organisasi merupaka system nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota
organisasi, sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi lainnya.
Unsur-unsur
Budaya :
- Ilmu Pengetahuan
- Kepercayaan
- Seni
- Moral
- Hukum
- Adat istiadat
- Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
- Asumsi dasar
- Sistem nilai
- Pembelajaran/pewarisan
- Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal
Pacanowsky
da O`Donnel-Trujillo (1982) berpendapat bahwa “ketika para anggota mewujudkan
konstruk-konstruk, praktik-praktik, dan ritual ini merupakan pencapaian kecil
yang termasuk dalam pencapaian yang lebih besar lagi dalam budaya organisasi.”
2.2 Fungsi & Ciri-ciri Budaya Organisasi
Fungsi
buadaya organisasi menurut Robbins (1996:294) yaitu :
a.) Budaya
menciptakan pembeda yang jelas antar satu organisasi dengan yang lain.
b.) Budaya
membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasi.
c.) Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
d.) Budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
e.) Budaya
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku karyawan.
Ciri-ciri
budaya organisasi menurut Robbins (1996:289) yaitu :
a.) Inovasi dan pengambilan risiko (Innovation and risk
taking). Tingkatan dimana para karyawan terdorong untuk
berinovasi dan mengambil risiko.
b.) Perhatian
yang rinci (Attention to detail). Suatu tingkatan dimana para karyawan
diharapkan memperlihatkan kecermatan (precision), analisis dan
perhatian kepada rincian.
c.) Orientasi
hasil (Outcome orientation). Tingkatan dimana manajemen memusatkan
perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil.
d.) Orientasi pada manusia (People orientation). Suatu
tingkatan dimana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil – hasil pada
orang–orang anggota organisasi itu.
e.) Orientasi
tim (Team orientation). Suatu tingkatan dimana kegiatan kerja
diorganisir di sekitar tim – tim, bukannya individu – individu.
f.) Keagresifan
(Aggressiveness). Suatu tingkatan dimana orang – orang (anggota
organisasi) itu memiliki sifat agresif dan kompetitif dan bukannya santai –
santai.
g.)
Stabilitas
(Stability). Suatu tingkatan dimana kegiatan organisasi menekankan di
pertahankannya status quo daripada pertumbuhan.
Simbol Budaya Organisasi
Katagori Umum
|
Tipe/Contoh Spesifik
|
Simbol Fisik
|
seni/desain/logo
bangunan/dekorasi
pakaian/penampilan benda material
|
Simbol Perilaku
|
upacara/ritual
tradisi/kebiasaan
penghargaan/hukuman
|
Simbol Verbal
|
anekdot/lelucon/jargon/nama/nam
sebutan penjelasan
kisah/mitos/sejarah metafora
|
2.3
Unsur Pembentuk Budaya Organisasi
· Lingkungan usaha : kebiasaan atau adat selalu berawal dari lingkungan.
· Nilai-nilai : baik nilai moral, nilai hukum dan lain-lainnya.
· Pahlawan : menjalankan peran diawal sehingga
dicontoh oleh yang baru.
· Ritual :
dominasi dengan kepercayaan masing-masing.
· Jaringan budaya : meleburnya derbagai budaya demi tujuan bersama.
2.4
Tipologi Budaya Organisasi menurut Robbins (1996 : 290 – 291)
a. Akademi
Perusahan
suka merekrut lulusan muda universitas, memberi pelatihan istimewa dan
mengoperasikan dalam suatu fungsi yang khusus. Perusahaan lebih menyukai
karyawan yang lebih cermat, teliti dan mendetail dalam menghadapi dan
memecahkan masalah.
b. Kelab
Perusahaan
lebih condong kea rah orientasi orang dan tim, dimana perushaan memberi nilai
tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam organisasi. perusahan
menyukai karyawan yang setia dan komitmen yang tinggi serta mengutamakan kerja
satu tim.
c. Tim
Bisbol
Perusahaan
berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, juga berorientasi pada
hasil yang dicapai karyawan, serta menyukai karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung
mencari orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, menawarkan insentif
finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat
berprestasi.
d. Benteng
Perusahaan
condong mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut Sonnenfield banyak perusahaan
tidak dikategorikan dalam salah satu empat kategori karena merek memiliki
paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.
Dalam
perkembangannya, pertama kali budaya organisasi dikenal di Amerika dan Eropa
era 1970-an, salah satu tokohnya yaitu :
· Edward H. Shein : seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management.
· Massachusetts Institute of Technology dan
seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981. Serta Konsultan budaya organisasi
pada berbagai perusahaan di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya
adalah Organization Culture and
Leadership.
Di
Indonesia, budaya organisasi mulai dikenal tahun 80 sampai 90-an. Banyak dibicarakan
tentang konflik, bagaimana mempertahankan budaya Indonesia serta pembudayaan
nilai-nilai baru. Bersamaan dengan itu para akademis mulai mengkaji dan memasukkan
ke dalam kurikulum berbagai pendidikan formal dan informal.
BAB III
KESIMPULAN
Yang
terpenting pada penjelasan budaya organisasi ini adalah memaknai simbolisme
untuk angota-anggota organisasi ketika mereka membentuk realitas organisasi dan
ketika mereka dibentuk oleh konstruk-konstruk mereka sendiri. Menjalankan aturan
yang sudah ada bukanlah hal yang mudah, jika terjadi suatu kesalahan akibat
ceroboh maka akan sama saja mendapat penyesalan. Namun bukanlah hal yang sulit
jika anggota tersebut telah mengetaui taktik dan kebudayaan yang telah berjalan
di organisasinya. Maka dengan itu akan berjalan dengan lancar.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
·
Pace, R. Wayne, Don F. Faules,
Komunikasi Organisasi, terj. Bandung: PT Rosda karya
·
Brown, A. 1998. Organizational
Culture. Singapore: Prentice Hall.
·
http://xa.yimg.com/kq/groups/23312255/1121666514/name/presentasi+dedy+teori+budaya+organisasi.ppt.